Jangan Lagi Berkata: Maulid Nabi Tak Ada Dalilnya

23/09/2011 23:18

Banyak orang yang keliru dalam memahami hakekat Maulid Nabi Muhammad SAW. Mereka menggambarkan Maulid Nabi itu dengan ilustrasi-iliustari yang salah dengan melandaskan perkiraannya itu pada masalah-masalah yang tidak berfaedah sama sekali. Mereka mempersepsikan bahwa Acara Maulid Nabi adalah kegiatan ‘amal ibadah’ yang sia-sia, selain membuang-buang waktu, dalam membaca kisah Maulid Nabi adalah bid’ah yang sesat.

Kami mengatakan, sebagaimana yang pernah kami kemukakan sebelumnya oleh Ellifa Fauziah: Kesimpulannya bahwa sesungguhnya berkumpul untuk acara Maulid Nabi SAW adalah suatu tradisi Islam yang baik, dan bukan ibadah. Inilah keyakianan kami. Kami mengadakan acara Maulid Nabi, tidak lebih dari sebuah ekspresi Cinta Kami kepad Rasulullah SAW, yang mana Cinta Kepada Nabi SAW itu bisa memiliki berbagai sisi. Dan Acara Maulid Nabi hanyalah satu sisi dari ekspresi cinta Ummat Muhammad.  Nah, untuk lebih bisa mencintai Nabi SAW, berikut ini kami turunkan sebuah artikel bermutu tinggi yang ditulis oleh Seorang yang Mulia, yang cintanya kepada Rasulullah SAW bisa dilihat dan dibuktikan. Beliau adalah Habib Munzir Al-Musawa Pemimpin Majelis Rasulullah….

 

 

Di bawah ini adalah tulisan Al-Habib Munzir Musawa di Website MAJELIS RASULULLAH.

Keridhoan dan kelembutan-Nya semoga selalu membuka jalan kemudahan pada hari-hari anda….

Saudaraku yg kumuliakan,
Sungguh ucapan mereka itu (yang mendholalahkan Maulid Nabi SAW) karena kedangkalan ilmu mereka terhadap ilmu bahasa, Nahwu-sharaf dan Syariah. Mereka hanya menukil-nukil dan mengira-ngira, lalu berfatwa menurut akalnya yang bodoh dalam syariah.

Rasul SAW bukan orang yg suka dipuji karena takabbur, namun Rasul SAW suka dipuji oleh orang orang yg benar-benar mencintai beliauSAW, karena pujian itu datang dari cinta, dan cinta kepada Rasul SAW adalah kesempurnaan Iman. Beda dengan cinta pada kita satu sama lain yang  mungkin bisa jadi merupakan hal yg melupakan kita dari Allah swt.

Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra : “Izinkan aku memujimu wahai Rasulullah..” maka Rasul saw menjawab: “silahkan..,maka Allah akan membuat bibirmu terjaga”, maka Abbas ra memuji dg syair yg panjang, diantaranya : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417).

Berkata Aisyah ra : “Jangan kalian caci Hassan, sungguh ia itu selalu membanggakan Rasulullah saw” (Shahih Bukhari Bab Adab hadits no.5684).

Hassan bin Tsabit ra membaca syair di Masjid Nabawiy yg lalu ditegur oleh Umar ra, lalu Hassan berkata: “aku sudah baca syair nasyidah disini dihadapan orang yg lebih mulia dari engkau wahai Umar (yaitu Nabi saw), lalu Hassan berpaling pada Abu Hurairah ra dan berkata : “bukankah kau dengar Rasul saw menjawab syairku dg doa : wahai Allah bantulah ia dengan ruhulqudus?, maka Abu Hurairah ra berkata : “betul” (shahih Bukhari hadits no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485)

Mengenai Larangan Rasul saw atas pujian sebagaimana Isa bin Maryam, tentunya jauh berbeda, dan orang wahabi itu buta, mereka tak bisa membedakan antara air putih dan arak, tentunya arak diharamkan, namun air putih adalah sunnah, mereka tak bisa membedakannya karena bodohnya, maka mereka mengharamkan semua orang untuk minum air, karena ditakutkan air itu adalah arak, padahal semua orang sangat bisa membedakan antara air dan arak, dari baunya, warnanya, rasanya, namun wahabi karena bodohnya maka mereka tak bisa membedakan mana pujian yg sunnah, mana pujian yg musyrik.

Dan yg lebih bodoh lagi adalah yg mengikuti dan membenarkan ucapan mereka ini. Kita lihat riwayat perbuatan pengagungan para sahabat terhadap Nabi saw dibawah ini, saya yakin jika ini anda perbuat maka si wahabi wahabi itu akan memfitnah anda musyrik, padahal ini perbuatan sahabat :

Para sahabat hampir berkelahi saat berdesakan berebutan air bekas wudhunya Rasulullah saw (Shahih Bukhari Hadits no.186).

Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

Seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yg kau inginkan aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130)

Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yg menjadikan Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim as berdiri dan berdoa di depan ka’bah yg dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : “Dan jadikanlah tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS Al Imran 97), maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.

Diriwayatkan ketika Rasul saw baru saja mendapat hadiah selendang pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul saw, maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat itu berkata : “aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti” (Shahih Bukhari hadits no.5689), demikian cintanya para sahabat pada Nabinya saw, sampai kain kafanpun mereka ingin yang bekas sentuhan tubuh Nabi Muhammad saw.

Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra“, maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”

Demikian pula Abubakar shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat maka ia membuka kain penutup wajah Nabi saw lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh beliau saw dan berkata : “Demi ayahku, dan engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati”. (Shahih Bukhari hadits no.1184, 4187).

Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469).

Demikianlah keadaan para sahabat Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw.

Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?  Maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini” (Shahih Bukhari hadits no.480).

Sebagaimana riwayat Sa’ib ra, : “aku diajak oleh bibiku kepada Rasul saw, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul saw mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat Tanda Kenabian beliau saw” (Shahih Muslim hadits no.2345).

Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki rambut Rasul saw, maka ia berkata: “Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau saw, maka itu lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya” (Shahih Bukhari hadits no.168). demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih agung dari dunia dan segala isinya.

Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat berebutan air bekas wudhu Rasul saw dan mengusap-usapkannya ke wajah dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul saw lalu mengusapkan ke wajah dan tangan mereka” (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503 dengan riwayat yang banyak).

Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik sakratulmaut ia yg memang telah menyimpan sebuah botol berisi keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul saw, maka ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits no.5925)

Dan belasan riwayat lainnya dari riwayat shahih dan tsiqah bahwa para sahabat memuliakan Rasulullah saw, dengan syair, dengan perbuatan, pengorbanan, dan pengagungan.

Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para sahabat ini sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul saw dan berbicara pada jenazah beliau saw, demikian pula Umar ra yg saat wafat bukannya ingat syahadat malah ingat ingin dimakamkan disebelah kubur Nabi saw, demikian semua sahabat,
Inilah bodohnya wahabi,

Dan seluruh Ulama dan Imam Seluruh madzhab tak satupun mengharamkan pujian pada Rasul saw, hanya wahabi saja yg menolak, memang mereka ini tak berhak berkumpul dengan para pecinta Rasul saw, karena mereka menganggap Rasul saw sama dengan manusia lainnya, padahal Allah swt telah berfirman : “Nabi (saw) mesti lebih diutamakan dari setiap mukmin dari diri mereka sendiri, dan istri istri beliau adalah ibunda kaum mukminin” (QS Al Ahzab 6).

Lalu bagaimana dengan riwayat berikut :
Berkata Anas ra : “Tak kutemukan sutra atau kain apapun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tak kutemukan wewangian yang lebih wangi dari keringat dan tubuh Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.3368).

“Kami tak melihat suatu pemandangan yg lebih menakjubkan bagi kami selain Wajah Nabi saw”. (Shahih Bukhari hadits no.649 dan Muslim hadits no.419)

Dari Abu Hurairah ra : “Wahai Rasulullah.., bila kami memandang wajahmu maka terangkatlah hati kami dalam puncak kekhusyu’an, bila kami berpisah maka kami teringat keduniawan, dan mencium istri kami dan bercanda dengan anak anak kami” (Musnad Ahmad Juz 2 hal.304, hadits no.8030 dan Tafsir Ibn katsir Juz 1 hal.407 dan Juz 4 hal.50).

Diriwayatkan bahwa Abu Sa’id bin Ma’la ra sedang shalat dan ia mendengar panggilan Rasul saw memanggilnya, maka Abu Sa’id meneruskan shalatnya lalu mendatangi Rasul saw dan berkata : Aku tadi sedang shalat Wahai Rasulullah.., maka Rasul saw bersabda : “Apa yang menghalangimu dari mendatangi panggilanku?, bukankah Allah telah berfirman “WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DATANGILAH PANGGILAN ALLAH DAN RASUL NYA BILA IA MEMANGGIL KALIAN”.(Al Anfal 24). (Shahih Bukhari hadits no.4204, 4370, 4426, 4720).

Dan bahwa mendatangi panggilan Rasul saw ketika sedang shalat tak membatalkan shalat, dan mendatangi panggilan beliau lebih mesti didahulukan dari meneruskan shalat, karena panggilan beliau adalah Panggilan Allah swt, perintah beliau saw adalah perintah Allah swt, dan ucapan beliau saw adalah wahyu Allah swt….

Ketika datangnya seorang buta pada Rasul saw, seraya mengadukan kebutaannya dan minta didoakan agar sembuh, maka Rasul saw menyarankannya agar bersabar, namun orang ini tetap meminta agar Rasul saw berdoa untuk kesembuhannya, maka Rasul saw memerintahkannya untuk berwudhu, lalu shalat dua rakaat, lalu Rasul saw mengajarkan doa ini padanya, ucapkanlah : “Wahai Allah, Aku meminta kepada Mu, dan Menghadap kepada Mu, Demi Nabi Mu Nabi Muhammad, Nabi Pembawa Kasih Sayang, Wahai Muhammad, Sungguh aku menghadap demi dirimu (Muhammad saw), kepada Tuhanku dalam hajatku ini, maka kau kabulkan hajatku, wahai Allah jadikanlah ia memberi syafaat hajatku untukku” (Shahih Ibn Khuzaimah hadits no.1219, Mustadrak ala shahihain hadits no.1180 dan ia berkata hadits ini shahih dg syarat shahihain Imam Bukhari dan Muslim).

Hadits diatas ini jelas jelas Rasul saw mengajarkan orang buta ini agar berdoa dengan doa tersebut, Rasul saw yg mengajarkan padanya, bukan orang buta itu yg membuat buat doa ini, tapi Rasul saw yg mengajarkannya agar berdoa dengan doa itu, sebagaimana juga Rasul saw mengajarkan ummatnya bershalawat padanya, bersalam padanya.

Mengenai ucapan :

  

Wahai insan yang paling mulia (Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam). Tiada seseorang yang dapat kujadikan perlindungan selain dirimu, ketika datang musibah yang besar.

Bait ini adalah berdasarkan :
“Dan beliau saw itu adalah manusia yg terindah wajahnya, dan terindah akhlaknya” (Shahih Bukhari hadits no.3356) .

“Dan beliau saw itu adalah manusia yg termulia dan manusia yg paling dermawan, dan manusia yang paling berani” saw (Shahih Bukhari hadits no.5686).

Sebagaimana hadits beliau saw : “Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu mereka ber istighatsah kepada Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad saw” (Shahih Bukhari hadits no.1405), juga banyak terdapat hadits serupa pada Shahih Muslim hadits no.194, shahih Bukhari hadits no.3162, 3182, 4435).

Dan banyak lagi hadist-hadits shahih yg rasul saw menunjukkan ummat manusia memanggil manggil para nabi dan rasul untuk minta pertolongan, bahkan Riwayat shahih Bukhari dijelaskan bahwa mereka berkata pada Adam, Wahai Adam, sungguh engkau adalah ayah dari semua manusai.. dst.. dst…dan Adam as berkata : “Diriku..diriku.., pergilah pada selainku.., hingga akhirnya mereka ber Istighatsah memanggil manggil Muhammad saw, dan Nabi saw sendiri yg menceritakan ini, dan riwayatnya shahih.

Mengenai mereka yg mengingkari ini dengan dalil Alqur’an, adalah karena kebodohan mereka terhadap Alqur’an, sebagaimana berkata Imam Ibn Katsir pada tafsirnya :

Firman Allah Ta’ala : Hari dimana tak bermanfaat lagi pertolongan terkecuali yg telah diizinkan Allah Arrahman dan diridhoi ucapannya (QS Thahaa 109)
Juga seperti firman Nya : Siapakah yg bisa member pertolongan dihadapan Nya kecuali dengan izin Nya? (Al Baqarah 255)
Dan firman Nya : Tiadalah mereka mampu memberi pertolongan kecuali orang orang yg diridhoi (Al Anbiya 28)
Dan firman Nya : dan tiadalah bermanfaat pertolongan disisi Nya kecuali yg diizinkan baginya” (Saba 23)
Hari berdirinya Jibril dan para malaikat dalam barisan barisan, mereka tak berbicara terkecuali yg diizinkan Allah dan ia berkata dengan ucapan mulia (Annaba 38).
Dan pada Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dari banyak riwayat, dari Rasul saw : “Dan beliau lah pemimpin seluruh anak Adam, dan semulia mulia makhluk Allah Azza wa Jalla, dan beliau berkata : Aku datang kebawah Arsy, maka aku menyungkur diri bersujud pada Allah, maka diajarkan padaku puji pujian yg tak jelas padaku skrng, maka Dias wt membiarkanku dalam waktu yg dikehendaki Nya, lalu Dia swt berkata : “Wahai Muhammad, bangunlah dari sujudmu, ucapkanlah keinginanmu niscaya akan kudengar (kukabulkan), dan berilah syafaat agar mereka member syafaat”, lalu Allah swt membatasiku dan aku memasukkan mereka ke surga, lalu aku kembali pada Nya swt, maka demikian hingga empat kali, semoga shalawat Allah dan salam Nya, atas beliau”.

Selesai Ucapan Imam Ibn Katsir. (Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 5 hal 317, Thaha 109)

Maka jelaslah sudah bahwa Allah swt memang pemilik segala pertolongan, namun Allah swt memberikan izin pada hamba hamba Nya yg dicintai Nya dan dimuliakan Nya, dan pimpinan semua hamba yg dimuliakan Nya adalah Sayyidina Muhammad saw.

Di antara kebaikanmu (Muhammad SAW) adanya dunia dan akhirat dan sebagian dari ilmumu adalah ilmu lauh (mahfudz) dan qalam.

Mengenai hal ini,  yang dimaksud adalah bukan beliau saw menciptakan dunia, namun karena kebaikan dan kelembutan dan kedermawanan beliau saw lah dunia ini masih bertahan, hal ini merupakan pujian pada Nabi saw yg tak mau mendoakan kehancuran pada ummat beliau saw, sebagaimana Nabi Nuh as yg berdoa sebagaimana firman Allah swt : “Rabbiy Jangan kau sisakan satu rumah kafirpun di permukaan bumi, sungguh jika Engkau membiarkannya maka akan menyesatkan hamba hamba Mu, dan mereka tak akan berketurunan kecuali muncul keturunan yg fajir dan kafir” (QS Nuh 26),

Dan akhirat yg dimaksud adalah kedermawanan Rasul saw tetap tidak sirna, disaat seluruh Nabi dan Rasul berkata : diriku.. diriku.. pergi pada selainku.., namun Nabi kita Muhammad saw malah bersujud memohon syafaat (Shahih Bukhari).

Mengenai ilmu pengetahuan beliau dari lauhul mahfud, yg dimaksud adalah beliau saw banyak diberi pengetahuan oleh Allah, sebagaimana kabar yg akan terjadi di akhir zaman, di alam kubur, di hari kiamat, si fulan wafat dalam keridhoan, si fulan wafat dalam kekufuran, dan banyak lagi kabar kabar dari lauhul mahfud yg dikabarkan oleh Nabi saw, dan riwayat riwayat ini teriwayatkan pada shahih Bukhari dan Kutubusshahih lainnya, maka pengingkaran akan hal ini adalah bentuk kebodohan yg nyata, kita bisa lihat bagaimana syair pujian Abbas bib Abdulmuttalib ra diatas : dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417)

Apakah ini bukan kultus jika dibaca dengan kacamata kebodohan mereka kaum wahabi? “DAN LANGIT BERCAHAYA DENGAN CAHAYAMU”,  tentunya bukan langit bercahaya dengan cahaya beliau saw, tapi dengan cahaya risalah kebangkitan beliau saw sedemikian terangnya seakan langit ini bercahaya dg cahaya beliau.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan  segala cita cita.

Wallahu a’lam

 

sumber ummatipress.com