MEMBONGKAR KEBOHONGAN MAHRUS ALI yang mengaku-ngaku Mantan Kyai NU

18/10/2011 22:46

FOTO ASLI MAHRUS ALI ANDALAN WAHHABI SALAFY

Oleh: KH. Thobary Syadzily


Beredarnya buku-buku karya H. Mahrus Ali di berbagai wilayah Indonesia akhir-akhir ini benar-benar meresahkan umat Islam. Otomatis ini menjadikan fitnah besar bagi kaum Nahdliyyin dan bias mengancam persatuan dan kesatuan umat Islam di Indonesia, bahkan bisa mengancam eksistensi Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menganut ideology Pancasila dan berazaskan Undang-undang Dasar 1945. Atas dasar ini, saya bersama kawan-kawan yang tergabung dalam grup SARKUB melakukan silaturrahim ke rumah kediaman H. mahrus Ali di Tambaksumur Waru Sidoarjo untuk meminta penjelasan langsung mengenai buku-buku hasil karnyanya yang meresahkan dan menyesatkan mesyarakat itu.


Dalam silaturrahim ini kami sempat mengambil foto secara rahasia lewat HP untuk dijadikan data dan bukti yang valid. H. Mahrus Ali tidak mau difoto dan menghukumi haram.  Di sana kami sempat berdialog dan mengajukan beberpa pertanyaan kepada H. Mahrus Ali, termasuk masalah penggunaan istilah “Mantan Kyai NU” di setiap bukunya. Ternyata jawabannya, penggunaan istilah “Mantan Kyai NU” itu bukanlah dari keinginan H. Mahrus Ali (Wahhabi tulen) sendiri. Akan tetapi, istilah itu merupakan keinginan dan hasil rekayasa dari penerbit La Tasyuk yang menerbitkan buku-buku karangannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan, agar buku-buku tersebut best seller di pasaran. Pada hakikatnya buku-buku tersebut merupakan suatu pelecehan dan penghinaan terhadap eksistensi NU di forum nasional maupun internasional.


Dengan demikian, kami meminta langsung kepada H. Mahrus Ali dengan sejujurnya untuk membuat pernyataan mengenai istilah “Mantan Kyai NU” yang merupakan bukan pilihannya sendiri sebagai klarifikasi agar tidak menjadi fitnah berkepanjangan di kemudian hari. Jadi dalam hal ini penerbit La tasyuk bersalah secara hokum. Begitu pula dengan H. Mahrus Ali. Oleh karena itu, pihak NU harus menuntut dan menyeret mereka ke pengadilan demi tegaknya hokum di Indonesia. Kalau dibiarkan saja, pasti fitnah yang ditimbulkan oleh penerbit La Tasyuk dan H. Mahrus Ali akan semakin berkobar saja dan dapat mengancam kewibawaan NU, bahkan bias merugikan bangsa.


Adapun mengenai tulisan-tulisan H. Mahrus Ali di setiap bukunya, semuanya itu merupakan pengkajian dan pembahasan yang tidak ilmiah dan mengandung ketidakbenaran, karena tidak disertai dengan dalil-dalil yang kuat dan penjelsan-penjelasan yang ilmiah secara keilmuan. Hanya saja dalil-dalil yang diambil olehnya baik dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. hanyalah merupakan hasil terjemahan secara tekstual atau letterleg saja sehingga sama sekali tidak mengenai sasaran yang tepat.  Bahkan dalam mengartikan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang di sana terdapat asbabun nuzul (sebab-sebab turnunnya ayat suci Al-Qur’an), ia sangat anti sekali dengan asbabun nuzul. Menurut dia, asbabun nuzul itu dipenuhi dengan sanad-sanad (sandaran-sandaran hokum) yang dla’if atau lemah.


Selain itu ia sangat anti sekali terhadap kitab-kitab karangan Imam Syafi’i. dia hanya menggunakan tafsir yang dilakukan oleh sahabat Nabi SAW. dengan demikian, pengkajian Al-Qur’an yang ia lakukan merupakan suatu kekeliruan dan penyimpangan yang besar, karena tidak berdasarkan ilmu tafsir Al-Qur’an dari para ulama’ yang tidak diragukan lagi kredibilatas kelimuan mereka. Padahal ilmu tafsir sangat penting sekali dalam memecahkan setiap permasalahan hidup (problem solving) terutama yang berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabihat dan ayat-ayat kauniyah.


Selain itu, dia menganggap bahwa ilmu hisab itu bid’ah dlalalah dan yang paling benar hanyalah ilmu rukyat semata dalam penentuan awal bulan Qamariyah seperti awal Ramadhan, Syawal, dan Dzul-Hijjah. Bahkan dia menyalahkan NU, Muhammadiyah, PERSIS, dan ormas-ormas Islam lainnya. Dalam masalah jatuhnya waktu wukuf di Arafah Saudi Arabia dia mengikuti keputusan pemerintah Saudi Arabia. Alasannya pemerintah Saudi Arabia itu menggunakan rukyat yang didukung dengan teropong canggih dari Maroko.


Saya berkata kepadanya; “Bagaimana kita dapat melakukan rukyat (melihat hilal) dengan baik dan benar kalau tanpa didukung dengan data hisab yang akurat?” Karena rukyat yang baik harus dilakukan hisab terlebih dahulu. Ia kemudian terdiam tidak bias menjawab. Rukyat tanpa data hisab yang akurat sudah barang tentu akan terjadi kesalahan dalam merukyat. Karena untuk mengetahui posisi dan ketinggian hilal itu harus menggunakan ilmu hisab. Begitu pula lamanya hilal di atas atau di bawah ufuk itu hanya bias diketahui dengan ilmu hisab. Adapun lamanya hilal di atas ufuk hanya sekitar beberapa menit atau detik saja, tergantung hilalnya.


Kemudian saya mencoba menjelaskan kepada H. Mahrus Ali bahwa “Ilmu hisab itu ibarat alamat lengkap seseorang, sedangkan rukyat itu ibaratnya rumahnya. Bagaimana kita bisa menemukan rumah seseorang kalau tanpa adanya alamat jelas? Coba bapak pikirkan baik-baik! Saya datang dari jauh dan ingin ke rumah Bapak, apakah saya bias sampai ke rumah Bapak kalau saya tidak mengetahui alamat rumah Bapak yang jelas?” Kemudian dia menjawab “Oh iya ya pasti sampeyan tidak bias menemukan alamat rumah saya”.


Itulah penjelasan saya kepada H. Mahrus Ali dan dia pun mengakuinya secara jujur. Kemudian saya bertanya lagi kepada dia, “Apakah Bapak bias ilmu hisab?” Dia pun menjawab; “Saya tidak bisa samasekali ilmu hisab”. Saya semakin heran, kok mengapa ia menulis ilmu hisab di bukunya yang berjudul “Amaliyah Sesat di Bulan Ramadhan”. Bahkan sampai mencela ulama NU dan Muhammadiyah serta Kementrian Agama Republik Indonesia. Dengan santai ia menanggapi; “Oh, itu saya ambil dari internet saja”.


Itulah pengakuan sejujurnya H. Mahrus Ali kepada saya. Karena saya berusaha meyakinkan dan meluruskan pemahaman dia yang salah tentang ilmu hisab. Wal hasil, dia tidak faham masa sekali tentang ilmu hisab dan rukyat. Ternyata tulisan dia tentang hisab itu hanyalah merupakan copy paste dari situs google saja.


Adapun dalam masalah penentuan Ramadhan, Syawal, dan Dzul-Hijjah di Indonesia dia menyerahkan sepenuhnya kepada NU. Dari sini kita fahami bahwa dia tidak konsisten dengan pendiriannya semula, padahal secara keilmuan NU itu menggunakan perpaduan antara hisab dan rukyat. Tapi mengapa dia menganggap ilmu hisab adalah bid’ah dlalalah alias sesat.


Bukan hanya itu saja H. Mahrus Ali pun sama sekali tidak paham tentang mantiq (logic). Bagaimana bias memahami isi Al-Qur’an dan Hadits kalau dia tidak paham tentang ilmu tersebut. Kita tahu bahwa ilmu mantiq tersebut salah satu pendukung untuk membongkar rahasia Al-Qur’an dan Hadits. Begitu pula ketika ditanya tentang tauhid pun pemahamannya sangat dangkal sekali, sehingga apa yang dia pahami tidak sesuai dengan pemahaman aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah.


Dengan demikian, pemahaman keilmuaan H. Mahrus Ali benar-benar sangat diragukan tentang kebenarannya karena tidak sesuai dengan fakta-fakta keilmuan yang berlaku di dalam ajaran agama Islam. Itulah ajaran Wahabi yang dianut oleh H. Mahrus Ali untuk menyesatkan umat Islam di Indonesia. Memang H. Mahrus Ali itu otaknya sudah dicuci oleh Wahabi ketika dia belajar dahulu di Saudi Arabia selama 8 tahun. Semoga Allah SWT. senantiasa mengukuhkan akidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang selama ini kita pegang. Amin. Wallahu A’lam bis Shawab.


*KH. Thobary Syadzily: Pengasuh Pondok Pesantren Al-Husna Priuk Jaya Tangerang, alumni Pesantren Tebuireng tahun 1988-1993. Ketua Lajnah FAlakiyyah PWNU Propinsi Banten, Anggota Tim Komisi Fatwa dan Hukum MUI Kota Tangerang Banten


**Dimuat di Majalah Tebuireng Edisi 13 tahun 2011**

 

NB:

1. Foto2 aslinya Mahrus Ali (tokoh Salafi Wahabi tulen yang mengaku-ngaku Mantan Kyai NU) beserta jama'ahnya:
https://www.facebook.com/album.php?aid=28676&id=140014749377806&saved

2. Hati2 dan waspada dengan buku-buku karangan Mahrus Ali yang penuh dengan kebohongan dan fitnahan:
https://www2.muslimedia.web.id/buku-islam/kategori/penulis/h-mahrus-ali
atau:
https://www.sarana-hidayah.com/pengarang.php?pengarang_id=365

3. Mahrus Ali membid'ahkan ilmu hisab dan amaliyah2 lainnya di dalam bukunya "Amaliyah Sesat di Bulan Ramadhan":
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=150003025044333&set=a.150002941711008.25562.100001039095629

4. Silaturrahmi ke rumah H. Mahmud, keponakannya Mahrus Ali: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=156622847715684&set=a.156622744382361.27503.100001039095629

5. Diskusi ilmiah di rumahnya Mahrus Ali:
https://www.facebook.com/album.php?aid=27252&id=100001039095629

6. Warjok (warung pojok) , tempat nongkrongnya Mahrus Ali:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=156400697737899&set=a.156400547737914.27435.100001039095629

7. Hasil diskusi dengan Mahrus Ali dimuat di majalah AULA NU edisi Januari 2011:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=114625428609032&set=t.100001039095629

8. Tulisan saya tentang Mahrus Ali dimuat di majalah Tebuireng edisi Januari-Februari 2011 dengan judul: WASPADA DENGAN FAHAM WAHABI !
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=167753653269270&set=a.167753599935942.33703.100001039095629&type=1&theater

9. Blog2 tentang membongkar kebohongan Mahrus Ali yang mengaku-ngaku Mantan Kyai NU, padahal faktanya bukan. Itu hanya rekayasa dari penerbit "Laa Tasyuk" Surabaya:

a. https://agama.kompasiana.com/2010/12/16/membongkar-kebohongan-h-mahrus-ali-dan-rekayasa-busuk-wahabi/

b. https://syeikhnawawialbantani.wordpress.com/2011/01/02/mahrus-ali-pembohong-dan-pemecah-belah-umat-islam/

c. https://mediaaula.blogspot.com/2011/01/polemik-h-mahrus-ali-ternyata-belum.html

d. https://langitan.net/?p=1222#more-1222

e. https://as-salafiyyah.blogspot.com/2011/01/lebih-dekat-dengan-h-mahrus-ali.html

f. https://myquran.com/forum/showthread.php/21324-Jamaah-Darul-Quran-Mahrus-Ali

g. https://warkopmbahlalar.com/istilah-mantai-kiai-nu-bukan-dari-mahrus-ali.html

h. https://ummatiummati.wordpress.com/2010/11/24/h-mahrus-ali-korban-ambisi-infiltrasi-jaringan-wahabi-di-indonesia/

i. https://www.tebuireng.net/cetak.php?id=150

j. https://www.tribunnews.com/2010/11/18/jamaah-mahrus-alus-shalat-id-tanpa-alas-di-tanah

k. https://www.ahbaburrosul.com/?p=315
 

Topic: MEMBONGKAR KEBOHONGAN MAHRUS ALI yang mengaku-ngaku Mantan Kyai NU

Date: 30/07/2012

By: kh google.lc

Subject: wahabi gak tau diri

Jauhilah minoritas, karna kesesatan terletak di dlm umat yg minoritas coba perhatikan dalil2 shohih ini.

قال صلى الله عليه وسلم "اتبعوا السواد الاعظم" ولما اندرست المذاهب الحقة بانقراض ائمتها الا المذاهب الاربعة التي انتشرت اتباعها كان اتباعها اتباعا للسواد الاعظم والخروج عنها خروجا عن السواد الاعظم. اھ

Nabi Saw. bersabda: "Ikutilah mayoritas (umat Islam).
Dan ketika madzhab-madzhab yg benar telah tiada, dgn wafatnya para imamnya, kecuali empat madzhab yg pengikutnya tersebar luas, maka mengikuti madzhab empat tersebut berarti mengikuti mayoritas, dan keluar dari madzhab empat tersebut berarti keluar dari mayoritas.

Muhammad Bahith Al-Muthi’i, Sullam Al-Wushul Syarah Nuhayah Al-Sul, (Mesir, Bahrul Ulum, t.th.), Jilid III, h. 921 dan jilid IV h. 580 dan 581.

حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي . حدثنا الوليد بن مسلم . حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي . حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة . فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم

Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham)
(HR. Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih

Nahdlatul Ulama.
Ahkamul Fuqaha’ fi Muqarrarati Mu’tamarati
Nahdlatil ‘Ulama.

Date: 18/07/2012

By: Jawani ( Tahu )

Subject: Bukan Basa Basi

Asal muasal agama Islam dari Arab Saudi. Jadi, praktek peribadatan mending ngikut ulama sana. Soalnya ulama sana lebih paham tentang masalah ini. Sejak lahir, ulama sana dah ngerti tata bahasa arab. Ulama sini masih belajar loh. Iya gak?

Date: 04/05/2012

By: Fadhel Ahmad

Subject: Klarifikasi

Maaf istilah wahhabi itu perlu diklarifikasi, karena mereka yang disebut wahhabi itu sejatinya adalah para ulama atau kaum muslimin yang mengadakan pembaharuan atau pentajdid tan terhadap islam yang mana banyak telah ditinggalkan oleh para pemeluknya.
Hal ini sangat nampak, sedikit contoh: Pada masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab banyak tokoh agama dan kaum muslimin yang membangun kuburan dan mengagungkannya serta mengunjunginya secara rutin sehingga kuburan-kuburan tersebut dijadikan id padahal Nabi Muhammad sendiri melarang membangun kuburan dan menjadikannya sebagai tempat ied yang sering dikunjungi rutin bahkan beliau memerintahkan untuk meratakan kuburan dan hanya diberi keringanan untuk dinaikan sejengkal dari tanah tanpa di semen. Tapi yang aneh para pengamal aturan nabi ini malah dimusuhi, dianggap sesat dan liciknya oleh kaum kafir eropa dimunculkanlah istilah " wahhabi ".

Sekarang kalau mereka ingin kembali kepada al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salaf dari kalangan Sahabat, Tabi'in , Tabi'ittabi;in dan para imam mujtahid apakah keliru lalu di fonis sesat keluar dari ahlussunnah?.

Bukankah ahlussunnah itu sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad:

من كان على مثل ما أنا عليه اليوم و أصحابي

" Siapa saja yang berada diatas yang semisal denganku dan para sahabatku pada hari ini"

Maka sekarang tugas kita adalah melihat pada diri kita apakah keagamaan kita sudah seperti pada masa nabi dan para sahabat ataukah kita banyak menambah-nambah dalam agama ini sehingga keagamaan kita tidak sama seperti praktek keislaman Nabi dan sahabat disebabkan tambahan-tambahan tersebut?

MARI KITA INTEROPEKSI

Date: 21/03/2012

By: Muhammad Assegaff

Subject: Komentar

Saya sudah kurang lebih 3x memberi komentar di blognya Wahabi tapi tidak dimasukkan komentar saya. Jadi percuma kasih komentar di blognya Mahrus Ali.

Date: 07/03/2012

By: ♥ Pamela 20 sexy ♥

Subject: ♥ free chat www.supondo.com ♥

♥ yes a free chatroom under www.supondo.com This chat also works on android and iphone, ipad, kostenlos , gratis, chatten , social network ♥

Date: 04/02/2012

By: terbongkarkebohonganwahabi

Subject: tanggapan

Astaghfirullah...lindungilah kami dr kesesatan ya Rabb...

Date: 06/01/2012

By: sunan

Subject: makhrus ali

makhrus ali how are you?

Date: 10/12/2011

By: ade

Subject: masukan

Sebaiknya ada yg ngomentari statement mahrus ali di blognya. Biar semua pembaca jelas. Selama ini kita diam sehingga TERKESAN mahrus ali benar

Date: 13/11/2011

By: abdullah dinar

Subject: tanggapan

mahrus ali.

New comment